gambar oleh : Dee
3.1 Fungsi Masing-masing Diagram Blok TV Berwarna
3.1.1 Penala
Seperti pada gambar 2.5,
penala terdiri dari penguat frekuwensi tinggi (penguat HF), pencampur dan
osilator lokal. Dengan memakai pencampur dan osilator lokal itu gelombang TV
dirubah menjadi sinyal frekuensi IF. Untuk dapat diterima banyak kanal TV oleh
penerima TV, agar efektif dan ekonomis maka sebanyak mungkin rangkaian pada
penala agar dapat menerima kanal-kanal TV. Maka dari itu dengan mempergunakan
konverter (pengubah) frekuensi pada penala (tuner), gelombang-gelombang TV
dirubah menjadi satu frekuensi yang disebut sinyal IF. Penguat HF (frekuensi
tinggi) pada penala memperkuat gelombang TV maka perbandingan S/N
(signal/noise) dapat diperbaiki.
3.1.2 Tingkat Penguat IF Gambar
Sinyal IF gambar yang diambil dari
pencampur (mixer) pada penala
kemudian diperkuat sehingga gain serta respon frekuensinya cukup besar untuk penerima
TV itu.
Tingkat penguat IF gambar terdiri dati tiga
hingga empat penguat transistor dan mempunyai penguatan (gain) sekitar 1000. Tegangan AGC (Automatic Gain Control/pengatur penguatan otomatis) diberikan pada
penguat IF itu, sama halnya seperti yang diberikan pada penguat HF di rangkaian
penala, sedemikian sehingga output tegangan pada penguat IF itu selalu konstan
walaupun tegangan inpunya berubah-ubah. Karakteristik respon frekuensi total
dari penguat IF diperlihatkan pada gambar 2.7, gelombang-gelombang lain yang
tidak dibutuhkan dibuang dan gelombang pembawa suara yang mungkin mengganggu
gambar karena adanya interferensi pelayangan, besarnya diredam secukupnya.
Karena pembawa suara itu dibuang setelah melalui tingkat detektor video maka
pembawa suara itu diambil terlebih dulu sebelum detektor video tersebut dan
diberikan ke rangkaian detektor suara 5,5 MHz. Juga sinyal input untuk
rangkaian AFT (Automatic Fine Tuning/penalaan
halus otomatis) diambil dari rangkaian IF.
3.1.3 Detektor Video
Sinyal video komposit dari output penguat IF gambar dideteksi
oleh detektor video. Biasanya digunakan sebuah dioda detektor untuk mendeteksi video itu karena
iya mempunyai sifat linieritas yang baik dan juga distorsinya kecil.
Sinyal video komposit terdiri dari
sinyal luminan, sinyal krominan dan sinyal sinkronisasi. Untuk menghasilkan
gambar yang bagus tidak diperlukan sinyal suara; bahkan sinyal suara itu agak
mengganggu karena adanya interferensi pelayangan. Beberapa penjebak frekuensi (frequency trap) disetel pada frekuensi
sinyal suara yang dipasang pada penguat IF dan detektor video agar komponen
suara diredam (penjebak frekuensi berfungsi membuang frekuensi yang tidak
dikehendaki).
3.3.4
Penguat video
Penguat video berfungsi menguatkan sinyal luminan
yang berasal dari detektor video agar mempunyai kekuatan yang cukup untuk menggerakkan
tabung gambar. Dari rangkaian ini sinyal sinkronisasi dan sinyal krominansi
dikeluarkan dan masing-masing diberikan kepada rangkaian pemroses
berikutnya.
Agar dapat dihasilkan gambar berwarna yang baik
pada tabung gambar , sinyal luminan dari detektor video diperkuat oleh penguat
video kira-kira seratus kali dan ditunda 1 µs oleh rangkaian tunda. Juga ada rangkaian pengatur kontras dan rangkaian
ABL (Automatic Brighness Level) untuk
melindungi rangkaian tegangan tinggi terhadap muatan lebih yang disebabkan oleh
kuat cahaya yang berlebihan pada tabung gambar.
3.3.5
Rangkaian AGC
Bila kekuatan gelombang TV berubah-ubah dan agar
sinyal yang dimasukkan ke detektor video itu konstan maka pada penguat HF dan
penguat IF harus dapat diatur secara otomatis dengan rangkaian AGC. Bila
kekuatan gelombang yang diterima lemah maka penguatan penguat HF dibuat
maksimum dan hanyalah penguatan penguat IF yang diatur oleh rangkaian AGC. Bila
kekuatan gelombang TV yang diterima lebih besar dari pada harga tertentu,
penguatan HF juga diatur oleh rangkaian AGC itu. Pada umumnya digunakan rangkaian AGC tipe
tertunda.
Ada tiga cara untuk membuat tegangan
pengontrol AGC. Pertama adalah tipe AGC harga rata-rata, yang bekerja dengan
harga rata-rata dari output detekror video. Kedua adalah tipe AGC harga puncak
yang bekerja dengan harga puncak dari pulsa sinkronisasi. Dan ketiga adalah
“AGC terkunci (keyed)” yang berkerja
dengan harga puncak terkunci selama perioda pulsa pengulasan horizontal.
3.3.6
Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian
defleksi sinkronisasi dapat dibagi dalam empat bagian yaitu rangkaian
sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horisontal dan
rangkaian pembangkit tegangan tinggi.
1.
Rangkaian Sinkronisasi
Dengan rangkaian sinkronisasi, sinyal sinkronisasi dapat dipisahkan dari sinyal video komposit dan
kemudian diperkuat. Sinyal sinkronisasi horisontal dipisahkan dari sinyal
sinkronisasi vertikal dengan menggunakan
rangkaian pemisah frekuensi. Tiap
sinyal sinkronisasi masing-masing diberikan pada rangkaian defleksi horizontal
dan vertikal. Rangkaian penghilang noise dipasang untuk mencegah gangguan
sinkronisasi oleh noise yang berupa pulsa-pulsa.
2.
Rangkaian Defleksi Vertikal
Terdiri dari rangkaian pembangkit gelombang gigi
gergaji, rangkaian penguat dan rangkaian output. Rangkaian pembangkit gelombang
gigi gergaji disinkronisasikan dengan sinyal sinkronisasi vertikal dan
membangkitkan gelombang gigi gergaji 50
Hz. Sinyal ini kemudian diperkuat sehingga mendapatkan daya yang cukup agar kumparan defleksi vertikal mampu menyimpangkan berkas elektron pada
tabung ke arah vertikal.
3.
Rangkaian Defleksi Horisontal
Pada defleksi
horizontal dibuat arus
listrik yang berbentuk gigi gergaji frekuensi 15625 Hz dialirkan ke kumparan defleksi horisontal
agar dapat menyimpangkan berkas elektron tabung kearah horisontal.
Sinkronisasi horizontal lebih mudah
terganggu oleh adanya noise yang berupa pulsa-pulsa daripada sinkronisasi
vertikal. Maka disediakan rangkaian AFC (Automatic
Frequency Control) untuk membandingkan frekuensi dari sinyal sinkronisasi
dengan frekuensi gelombang bentuk gigi gergaji yang dibangkitkan oleh rangkaian
defleksi horizontal dan memperbaiki frekuensi yang berselisih. Karena defleksi
horizontal itu memerlukan daya yang besarnya seratus kali lebih besar dari pada
daya untuk defleksi vertikal maka dengan memakai rangkaian yang direncanakan
spesial dengan penguat output yang terdiri dari transistor, dioda dan
lain-lainnya dapat dicapai efisiensi tinggi.
4.
Rangkaian Pembangkit Tegangan Tinggi
Pada bagian ini pembangkit tegangan tinggi membangkitkan tegangan tinggi untuk mensuplay tegangan tinggi pada anoda tabung gambar. Pulsa flyback horisontal
dari defleksi horisontal dalam rangkaian ini diperbesar dengan menggunakan
transformator flyback. Pulsa yang diperbesar itu kemudian disearahkan
dengan menggunakan penyearah pendobel dan dihasilkan output tegangan tinggi
searah (DC).
3.3.7 Rangkaian
Pembangkit Kembali Sinyal Warna
Rangkaian
pembangkit kembali sinyal warna biasanya terdiri dari rangkaian pemroses sinyal
sub pembawa warna, rangkaian sinkronisasi warna, rangkaian demodulasi warna dan
rangkaian output sinyal warna.
1.
Rangkaian pemroses sub pembawa warna
Sinyal sub pembawa warna dipisahkan
dari sinyal TV berwarna komposit yang diambil dari penguat no.1 dengan memakai
rangkaian pembangkit kembali sinyal warna ini; komponen (B-Y) dari sinyal sub
pembawa warna disebut sinyal U dan komponen (R-Y) dari sinyal sub pembawa warna
yang disebut sinyal V didapatkan sebagai sinyal output rangkaian itu.
Sinyal sub pembawa warna dipisahkan
dari sinyal TV komposit dengan transformator band-pass (band frekuensi 4,43 ±
0,5 MHz) dan diperkuat dengan penguat band-pass. Sinyal sub pembawa warna yang
mengandung sinyal U dan sinyal V; polaritas sinyal V berubah setiapa garis
pengulasan horizontal.
2.
Rangkaian sinkronisasi warna
Di dalam rangkaian sinkronisasi
warna, sinyal burs sinkronisasi warna dikeluarkan dari sinyal video komposit TV
berwarna yang datang dari penguat band-pass, dan dengan menggunakan sinyal burs
sebagai standar (patokan) dapat dihasilakan sub pembawa warna 4,43 MHz yang
diperlukan untuk “rangkaian switch pengubah polaritas” dan juga untuk
“modulator sinyal warna”. Sinyal burs sinkronisasi warna itu kemudian diberikan
pada osilator 4,43 MHz dan detektor fasa ID (identifikasi).
3.
Demodulator sinyal warna
Dengan menggunakan demodulator warna, maka sinyal-sinyal perbedaan warna didemodulasikan dari sinyal U dan V. Pada
sistem demodulasi ini ketiga sinyal
perbedaan warna didemodulasi langsung dari sinyal-sinyal sub pembawa warna.
Artinya dari dua sinyal; perbedaan warna (B-Y) dan (R-Y) mula-mula dihasilkan
dengan mendemodulasi masing-masing sinyal dari sinyal sub pembawa warna U dan
V, kemudian sinyal (G-Y) dihasilkan dengan mengkombinasikan kedua sinyal
perbedaan warna (sinyal B-Y dan R-Y). Untuk lebih jelasnya digambarkan
sebagai berikut:
1.
Rangkaian output sinyal warna
Di dalam rangkaian output sinyal
warna, tiga buah sinyal perbedaan warna yang berasal dari demodulator dan
sinyal luminan yang berasal dari penguat video dicampur sehingga ketiga sinyal
warna primer merah, hijau dan biru dapa dihasilkan. Ke tiga sinyal tersebut
diperkuat sehingga mendapatkan amplituda tegangan yang cukup untuk menggerakkan
tabung gambar berwarna (sekitar 90 Vp-p). Sistem penggerak ini disebut metoda
penggerak warna primer”, karena tabung gambar berwarna digerakkan oleh tiga
warna primer, seperti terlihat pada gambar 2.9 (a). Pada metoda penggerak sinyal
perbedaan warna seperti terlihat pada gambar 2.9 (b), tabung gambar berwarna
digerakkan oleh tiga buah perbedaan sinyal warna dan tiga buah sinyal luminan
melalui elektroda-elektroda yang berlainan dan mereka dikombinasikan menjadi R,
G dan B dalam tabung gambar berwarna.
3.3.8
Rangkaian Suara
Dalam rangkaian suara, ertama-tama
dideteksi sinyal pembawa IF suara yang mempunyai frekuensi pembawa 5,5 MHz,
sama dengan selisih antara frekuensi gelombang gambar TV berwarna dengan gelombang
suara (pembawanya), kemudian diperkuat oelh rangkain suara. Kemudian sinyal
suara dideteksi oleh detektor modulator FM (frekuensi Modulasi).
1.
Detektor 5,5 MHz
Dalam TV berwarna bila pembawa suara 5,5 MHz
dicampur dengan sinyal video maka timbul interferensi pelayangan (beat) sebesar 1070 kHz pada gambar yang
diterima. Untuk mencegahnya, pembawa suara dihilangkan sebelum detektor video.
Pembawa suara diambil dari tingkat di muka detektor video. Dalam hal ini
digunakan detektor 5,5 MHz.
2.
Penguat IF suara
Sinyal IF gambar yang mengandung
pembawa suara dideteksi oleh detektor 5,5 MHz menjadi sinyal IF suara dan
kemudian oelh penguat IF suara diperkuat dan dibatasi amplitudanya.
3.
Detektor FM
Karena sinyal suara ditransmisikan
dengan pembawa modulasi frekuensi (FM), maka mula-mula harus dirubah dahulu
menjadi pembawa yang dimodulasi amplituda kemudian sinyal suaranya dapat
dideteksi dengan detektor amplituda. Cara lain yang lebih lazim yaitu dengan
rangkaian detektor FM yang disebut rangkaian detektor rasio, dengan rangkaian
detektor yang telah diperbaiki slopenya (kemiringannya). Pada waktu ini karena
adanya kemajuan IC digunakan rangkaian detektor diferensial puncak.
4.
Rangkaian deempasis
Pada
umumnya, dalam transmisi modulasi frekuensi daerah respon frekuensi tinggi
sinyal pemodulasi rasio S/N nya rusak (berharga rendah). Untuk mengatasi
keadaan tersebut maka pada pemancar digunakan daerah frekuensi tinggi
sinyal-suara-pemodulasi dengan modulasi yang lebih kuat. Sebaliknya pada
penerima untuk mengoreksi karakteristik modulasi itu harus digunakan rangkaian
deempasis.
3.3.9 Rangkaian Penstabil Penerimaan Gelombang TV
dan Rangkaian Penyetel Pembantu
Ada rangkaian pembantu yaitu AGC dan
AFT. Sebagai rangkaian-rangkaian penyetel pembantu yaitu antara lain: rangkaian
penyetel konvergensi, rangkaian penyetel keseimbnagan putih, rangkaian
pengontrol fokus dan rangkaian pengoreksi pinkusen (mengkeret).
1.
Rangkaian Penyetel Konvergensi
Dengan menggunakan rangkaian
penyetel konvergensi tiga berkas elektron dikontrol oleh sinyal-sinyal warna
primer agar masing-masing dapat mengenai titik-titik fosfor yang benar (R.G.B)
setelah melauli pelat shadow-mask. Ada dua macam penyetel konvergensi yaitu
penyetel konvergensi statis untuk daerah tengah tabung gambar dan penyetel
konvergensi dinamis untuk daerah pinggir tabung gambar. Konvergensi statis
penyetelan dilakukan dilakukan dengan magnit permanen yang disebut magnet
penyetel konvergensi statis. Pada konvergensi dinamis penyetelan dilakukan dengan
rangkaian penyetel konvergensi dinamis yang dijalankan oleh arus listrik yang
berbentuk parabola dan gigi gergaji yang dihasilkan dari rangkaian defleksi
vertikal dan horizontal.
2.
Rangkaian Penyetel Keseimbangan Putih
Pada penerima TV berwarna terdapat
tiga berkas elektron yang mewakili tiga warna primer, merah, hijau dan biru
yang diemisikan oleh tiga buah penembak-elektron dan mengenai titik-titik
fosfor pada tabung gambar berwarna. Kuantitas ketiga berkas elektron itu harus
diatur secara benar. Dengan mempergunakan rangkaian penyetel keseimbangan
putih, gambar diatur sehingga mendapat gambar hitam putih yang benar bila
penerima TV menangkap siaran pemancar hitam putih. Keseimbangan putih pada
tabung gambar berwarna disetel oleh rangkaian penyetel keseimbangan putih.
Yaitu penyetelan pada sinyal penggerak dan juga pada tegangan layar.
3.
Rangkaian Penyetel Tegangan Fokus
Dengan memberikan tegangan pemfokus
pada elektroda-pemfokusan pada tabung gambar berwarna maka terjadi lensa
elektrostatis pada elektroda-pemfokusan dan elektroda anoda sehingga berkas
elektron yang diemisikan dari penembak elektron difokuskan sehingga membentuk
gambar yang baik dan tajam pada tabung gambar berwarna.
Ada dua macam penembak elektron yang
menggunakan tegangan pemfokusan, yaitu tipe unipotensial dan bipotensial. Tipe
unipotensial biasanya digunakan pada penerima TV berwarna ukuran kecil.
Karena layar fosfor tabung gambar
berwarna hampir datar dan hampir tidak berbentuk permukaan bola sedang titik
tengah bola berimpit dengan pusat defleksi berkas elektron. Jarak dari pusat
defleksi (di mana berkas didefleksikan) ke layar fosfor pada bagian pinggir
layar lebih jauh daripada pada bagian tengah layar fosfor itu, oleh karena itu
berkas elektron pada sudut layar seharusnya lebih banyak didefleksikannya maka
dihasilkan distorsi pinkusen pada raster.
Dengan mengatur besarnya arus
defleksi pada defleksi berkas elektron, distorsi raster pinkusen dapat
dikoreksi. Rangkaiannya disebut rangkaian pengkoreksi distorsi raster pinkusen,
yang terdiri dari rangkaian pengkoreksi distorsi pinkusen horizontal.
3.3.10 Catu Daya
Catu daya DC pada penerima TV berwarna dihasilakn dari
penyearahan tegangan AC jala-jala dan juga dari penyearahan pulsa flayback
defleksi horizontal. Gambar 2.11 menunjukkan diagram blok sistem catu daya
tersebut.